1.
Diagram
profil hutan
a. Strata
yang terdapat pada hutan :
·
Stratum A
Lapisan teratas,
terdiri dari pohon-pohon yang tinggi totalnya 30 meter up. Biasanya tajuknya
diskontinyu, batang pohon tinggi dan lurus, batang bebas cabang (clear bole)
tinggi.
Jenis-jenis pohon dari
stratum ini pada waktu mudanya, tingkat semai (seedling) hingga sapihan
(sapling), perlu naungan sekedarnya, tetapi untuk pertumbuhan selanjutnya perlu
cahaya yang cukup banyak.
·
Stratum B
Terdiri dari
pohon-pohon yang tingginya 20 – 30 m, tajuknya pada umumnya kontinyu, batang
pohon biasanya banyak bercabang, batang bebas cabang tidak begitu tinggi.
Jenis-jenis pohon dari stratum ini kurang memerlukan cahaya atau tahan naungan
(toleran).
·
Stratum C
Terdiri dari
pohon-pohon yang tingginya 4 – 20 m, tajuknya kontinyu. Pohon-pohon dalam
stratum ini rendah, kecil, banyak cabang.
Di hutan Way Kambas (Soerianegara, 1967) stratum A yang tingginya 30 m ke atas antara lain terdiri dari jenis pohon Shorea ovalis, S. Leprosula, Dipterocarpus gracilis, Canarium littorale, C.denticulatum, Horsfieldia glabra dan Albizia lebbeckioides. Stratum B (15 – 30 m) diisi oleh jenis-jenis Glochidion borneense, Tricalysia sp., Eugenia spp., Gluta renghas, Toona sureni, Irvingia malayana dan Terminalia citrina. Stratum C ( 5 -15 m) terdiri dari jenis-jenis Mallotus subpeltattus, Eurycoma longifolia, Baccaurea racemosa dan Antidesma spp.
Di hutan Way Kambas (Soerianegara, 1967) stratum A yang tingginya 30 m ke atas antara lain terdiri dari jenis pohon Shorea ovalis, S. Leprosula, Dipterocarpus gracilis, Canarium littorale, C.denticulatum, Horsfieldia glabra dan Albizia lebbeckioides. Stratum B (15 – 30 m) diisi oleh jenis-jenis Glochidion borneense, Tricalysia sp., Eugenia spp., Gluta renghas, Toona sureni, Irvingia malayana dan Terminalia citrina. Stratum C ( 5 -15 m) terdiri dari jenis-jenis Mallotus subpeltattus, Eurycoma longifolia, Baccaurea racemosa dan Antidesma spp.
Antara stratum A dan B
perbedaannya jelas karena terdapat diskontinyu tajuk yang vertikal, tetapi
antara stratum B dan C biasanya kurang jelas, hanya dapat dibedakan berdasarkan
tinggi dan bentuk pohon.
Di samping ketiga strata pohon itu terdapat pula strata perdu-semak dan tumbuh-tumbuhan penutup tanah, yaitu :
Di samping ketiga strata pohon itu terdapat pula strata perdu-semak dan tumbuh-tumbuhan penutup tanah, yaitu :
·
Stratum D
Lapisan perdu dan semak,
tingginya 1 – 4 meter
·
Stratum E
Lapisan tumbuh-tumbuhan
penutup tanah (ground cover), tinggi 0 – 1 meter.
Tidak semua hutan memiliki ketiga strata pohon tersebut di atas. Jadi ada hutan-hutan yang memiliki strata A – B atau A – C saja. Yang penting pula ialah peranan liana (tumbuhan memanjat) berkayu yang dapat merupakan bagian dari tajuik hutan.
Tidak semua hutan memiliki ketiga strata pohon tersebut di atas. Jadi ada hutan-hutan yang memiliki strata A – B atau A – C saja. Yang penting pula ialah peranan liana (tumbuhan memanjat) berkayu yang dapat merupakan bagian dari tajuik hutan.
b.
Metode
pembuatan profil hutan :
a)
Tentukan secara purposive sampling komunitas
hutan berdasarkan keterwakilan ekosistem hutan yang akan dipelajari sebagai petak
contoh pengamatan profil.
b)
Buatlah petak contoh berbentuk jalur
dengan arah tegak lurus kontur (gradient perubahan tempat tumbuh) dengan ukuran
lebar 10 m dan panjang 60 m, ukuran petak contoh dapat berubah tergantung pada
kondisi hutan.
c)
Anggap lebar jalur (10 m) sebagai sumbu
Y dan panjang jalur (60 m) sebagai sumbu X.
d)
Beri nomor semua pohon yang berdiameter ≥ 7 cm atau tinggi total ≥ 4 m yang ada di petak
contoh tersebut.
e)
Catat nama jenis pohon dan ukur posisi
masing-masing pohon terhadap titik kordinat X dan Y.
f)
Ukur diamater batang pohon setinggi
dada, tinggi total, dan tinggi bebas cabang, serta gambar bentuk percabangan
dan bentuk tajuk.
g)
Ukur luas proyeksi (penutupan) tajuk
terhadap permukaan tanah paling tidak dari dua arah pengukuran, yaitu arah tajuk
terlebar dan tersempit.
h)
Gambarlah bentuk profil vertikal dan
horizontal (penutupan tajuk) pada kertas milimeter dengan skala yang memadai.
i)
Tentukan jenis dan jumlah pohon yang
termasuk lapisan A, B, dan C.
j)
Tentukan jenis dan jumlah pohon yang
termasuk pohon masa depan, pohon masa kini, dan pohon masa lampau.
c.
Pohon masa kini dan pohon masa depan dan
terdapat pada profil hutan :
·
Pohon masa kini (trees of the present),
yaitu pohon yang saat ini sudah tumbuh dan berkembang secara penuh dan
merupakan pohon yang paling dominan ( stratum A ) pada profil hutan.
·
Pohon masa depan (trees of the future),
yaitu pohon yang masih muda dan mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang
di masa datang, pohon tersebut pada saat ini merupakan pohon kodominan (strata B
dan C) pada profil hutan.
2.
Tumbuhan
hijau mampu mengubah energi matahari menjadi energi kimia melalui proses
fotosintesis. Besarnya energi matahari yang tersimpan pada suatu komunitas
hutan dapat ditentukan dengan mengukur produktivitas.
a) Produktivitas
primer merupakan laju penambatan energy yang dilakukan oleh produsen.
Menurut Campbell (2002), Produktivitas primer menunjukkan Jumlah energy cahaya
yang diubah menjadi energy kimia oleh autotrof suatu ekosistem selama suatu
periode waktu tertentu. Total produktivitas primer dikenal sebagai
produktivitas primer kotor (gross primary productivity, GPP). Tidak
semua hasil produktivitas ini disimpan sebagai bahan organik pada tubuh
organisme produsen atau pada tumbuhan yang sedang tumbuh, karena organisme tersebut
menggunakan sebagian molekul tersebut sebagai bahan bakar organic dalam
respirasinya. Dengan demikian, Produktivitas primer bersih (net primary
productivity, NPP) sama dengan produktivitas primer kotor dikurangi energy
yang digunakan oleh produsen untuk respirasi (Rs).
b)
peran
nilai biomassa dalam menentukan produktivitas :
Biomassa tumbuhan bertambah karena
tumbuhan menyerap karbondioksida (CO2)
dari udara dan mengubah zat ini menjadi bahan organic melalui proses
fotosistesis. Jadi berbeda dengan hewan, tumbuhan membuat makanannya sendiri
yang disebut dengan produktivitas primer. Produktivitas primer terbagi atas
produktivitas primer kotor dan produktivitas primer bersih.
Produktivitas primer kotor adalah
laju total dari fotosistesis, termasuk bahan organik yang habis digunakan di
dalam respirasi selama waktu pengukuran. Ini dikenal juga sebagai fotosistesis
total atau asismilasi total. Sedangkan produktivitas primer
bersih adalah laju penyimpanan bahan organik di dalam jaringan-jaringan
tumbuh-tumbuhan selama jangka waktu pengukuran. Hal ini disebut juga sebagai apparent
fotosistesis atau asismilasi bersih (Odum, 1998).
Jadi
kata kunci dari definisi diatas adalah laju, di mana elemen waktu harus diperhatikan,
yakni jumlah energi yang diikat di dalam waktu tertentu.
Produktivitas primer bersih jelas paling
tinggi terdapat di hutan muda yang sedang tumbuh, dan harus diingat bahwa hutan
yang rapat dengan biomassa yang tinggi, tidak harus mempunyai produktivitas
primer bersih yang tinggi. Pohon-pohon besar mungkin sudah berhenti
pertumbuhannya. Sebenarnya dalam hutan itu yang kelewat masak, matinya
bagian-bagian tumbuhan akibat serangan hewan atau jamur dapat mengurangi
biomassa tumbuhan, sedangkan produktivitas primer bersih kurang lebih tetap.
c) Pengukuran Produktivitas Ekosistem
Cara yang ideal untuk mengukur produktivitas adalah dengan jalanmengukur arus energi yang melalui
sistem, tetapi dalam kenyataannya cara ini sulituntuk dilaksanakan. Pengukuran
produktivitas yang sering dilakukan berdasarkankuantitas tidak langsung antara
lain dengan mengukur :
1. Jumlah senyawa
yang dihasilkan
2. Bahan mentah
yang diperlukan
3. Hasil samping
Beberapa metode pengukuran
produktivitas antara lain :
1. Metode panenDilakukan dengan menimbang hasil
panen. Metode ini kurang teliti jika sebagianhasil
dimakan oleh herbivora. Metode ini digunakan pada tanaman budidaya.Metode
ini digunakan untuk mengukur produksi komunitas bersih.
2. Pengukuran
oksigenOksigen yang dikeluarkan atau
diproduksi dapat dipakai sebagai dasar pengukuran produktivatas suatu komunitas. Metode ini biasanya dipakai untuk
mengukur produktivitas perairan.
3. Metode
karbondioksidaDigunakan untuk tanaman atau organisme darat. Pada siang hari terdapatfotosintesis
dan respirasi, sedangkan pada malam hari hanya terjadi respirasi.Produktivutas
primer adalah jumlah karbondioksida pada siang hari ditambahkarbondioksida pada malam hari.
4. Metode pH Metode ini
digunakan pada ekosistem periaran. Pada ekosistem perairan, pH
air merupakan fungsi dari kadar karbodioksida terlarut. Metode ini baik
dilakukan dilaboratorium
karena mudah dikontrol.
5. Pengukuran
berkurangnya bahan mentahBerkurangnya kandungan bahan – bahan mentah yang
tersedia menggambarkantingkat
produktivitas. Metode ini baik dilakukan pada ekosistem peraiaran. Metodeini
mengukur produksi bersih komunitas.
6. Metode
radioaktivitas
Dengan adanya unsur – unsur radioaktif dapat digunakan dalam
pengukuran produktivitas, yaitu dengan menggunakan C, O, atau P
radioaktif. Metode inidigunakan
untuk mengukur produktivitas bersih.
7. Metode
klorofilMetode ini
berdasar pada kandungan klorofil per area dalam suatu komunitas.Metode ini digunakan untuk mengukur
produktivitas kotor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar