Jumat, 08 Juni 2012
HORMON
ü Hormon
ü
Definisi
(pengertian) hormon
ü
Klasifikasi
hormon
ü
Fungsi
hormon
ü
Ruang
lingkup kerja hormon
ü
Langkah-langkah
& efetivitas kerja
ü
Mekanisme
kerja hormon
ü
Aksi
hormon
ü
Kesimpulan
Pengertian
• Pada tahun enampuluhan zat organik yang diproduksi oleh
hipotalamus dan dapat merangsang kelenjar hipofisa disebut faktor,
setelah diketahui dapat merangsang sel targetnya maka disebut hormon
yang berarti "membangkitkan aktivitas".
• Menurut Mayes at.al (1992), hormon dapat bekerja
pada sel penghasilnya (fungsi autokrin) dan sel yang berdekatan dengannya
(fungsi parakrin).
• Turner (1976); Lubert (1988) dan Soebadi (1992),
menyatakan bahwa hormon adalah :
•
zat organik yang
dihasilkan oleh sel-sel khusus dalam jumlah yang sangat sedikit dan dilepaskan
pada saat yang tepat dengan kadar yang tetap untuk organ sasarannya, bila waktu
atau kadarnya tidak tepat maka fungsi organ akan terganggu;
•
diedarkan melalui
peredaran darah menuju organ sasaran dan bekerja dengan kecepatan reaksi
biokimiawi tertentu melalui dorongan atau hambatan dari kerja enzim;
•
merangsang sel-sel
tertentu dan berinteraksi dengan reseptor khusus pada sel target, kalau tidak
ada respon yang cocok maka hormon tidak
dapat beraksi dan akan diubah oleh zat
anti hormon (otofarmakologi) dalam cairan tubuh;
•
mempengaruhi
beberapa sel target yang berlainan tetapi dapat pula satu organ bekerja lebih
dari satu hormon (ovarium dan testes) bahkan hormon dapat mempengaruhi sistem
syaraf atau sebaliknya;
•
bekerja sama dengan
syaraf untuk mengatur kegiatan organ tubuh;
• berpengaruh untuk mengaktifkan enzim khusus.
• Soebadi (1992), menyatakan bawa :
• Zat organik yang dapat merangsang sel, seperti: ion,
glucosa, asam lemak dan CO2, tetapi tidak dihasilkan oleh sel-sel
khusus dan zat organik yang dihasilkan oleh sel-sel khusus, seperti: acetylcholin,
norepinephrine dan histamin, tetapi tidak diedarkan melalui
peredaran darah serta prostaglandin yang beredar melalui darah tetapi
tidak dihasilkan oleh sel-sel khusus zat-zat dan
senyawa tersebut tidak digolongkan kedalam hormon.
• Hormon merupakan zat organik yang dihasilkan oleh jaringan
atau kelenjar tertentu dalam jumlah yang sangat sedikit kemudian diangkut
melalui peredaran darah menuju sel sasaran untuk merangsang sel-sel tersebut
agar berfungsi dengan baik sehingga proses kehidupan dapat berlangsung normal.
Klasifikasi hormon
Klasifikasi
hormon secara umum sulit untuk dilakukan karena pengaruhnya terhadap sel target
sangat bervariasi, tetapi berdasarkan berbagai sudut pandang maka hormon
diklasifikasikan atas:
1.
Pengaruh,
• Hormon dibagi
atas 4 kelompok :
–Hormon kinetik,
–Hormon metabolik,
–Hormon morfogenetik
–Hormon perilaku.
• Hormon mempunyai pengaruh ganda terhadap sel sasaran,
seperti: steroid berpengaruh terhadap metabolisme sel dan morfogenetik sel.
• Menurut Soebardi (1992), hormon bekerja sama dengan
hormon lain dan ada yang berpengaruh ganda terhadap sel sasarannya.
2.
Struktur,
• Hormon dikelompokkan
atas:
–
amin,
–
pro- staglandin,
–
steroid,
polipeptida
– protein.
• Hormon berdasarkan struktur kimiawinya menurut Turner
(1976) dan Soebardi (1992) dikelompokkan
atas:
– Hormon steroid (estrogen,
progesteron, testosteron dan kortiko steroid)
– Hormon glikoprotein (LH, FSH, PMSG dan HCG);
– Hormon peptida (GnRH,
Orsitoksin dan vasopresin);
– Hormon protein
(LTH/prolaktin dan GH).
3.
Mekanisme kerja dan
Menurut
Mayes, at al. (1985), hormon dikelompokkan atas:
– hormon reseptor intraseluler
–
hormon reseptor
permukaan sel pembawa pesan kedua oleh c-AMP (LH, FSH, HCG), pembawa
pesan kedua oleh Ca++ atau fosfatidilinositida atau keduanya, pembawa
pesan intraselluler yang tidak diketahui (Insulin, NGF, GH).
Letak Kelenjar
Hormon
Mekanisme kerja hormon aktivasi gen oleh
hormon steroid
Amplification cascode in the stimulation
of glycogenolysis by ephyneprine in the liver cell to yield blood glucosa.
Epinephrine is released in to the blood to give a consentration of about M – a
result the increasi in the blood glucosa concentration is about. The
amplification prdused is thus about 3-million fold.
Pengaturan umpan balik biosintesis
hormon tiroid. Garis padat dan simbol + menunjukkan jalan perangsangan dan
garis putus dan simbol – menunjukkan jalan penghambatan IGF- I insulin like growth factor 1, SRtH I somatostatin, TRH Thyrotropin Stimulating
hormone, TSH Thiroyd Stimulating hormone
Model metabolisme dalam
folikel tiroid, sel folikel diperlihatkan menghadap lumen folikel (daerah
bercak) dan ruang ekstra sol (di kiri). Yodida memasuki tiroid dengan pompa dan
difusi pasif. Sintesis hormon tiroid terjadi dalam ruang folikel melalui
sederet reaksi yang kebanyakan melalui reaksi peroksidase. Tiroid hormon
dilepas dari tiroglobulin dengan hidrolisis Tgb (tiroglobulin), Mit
(Monoyodotirasin) Dit (Diyodotirosin) T3 (triyodotironin) T4
(Tertrayodotironin). Bintang menunjukkan defiseiensi enzim herediter yang
menyebabkan goltar kongonital dan sering mengakibatkan hipotiroidiema
Pengaturan
proses-proses oleh hormon melalui protein kinase
4. Sumber hormon
Mekanisme kerja
Sumber hormon
Menurut
Turner (1976), hormon dibagi atas:
– neurohormon, yaitu:
hormon yang dihasilkan oleh sel syaraf pusat (Hipotalamus) yang menghasilkan:
releasing hormon, oksitoksin dan vasopresin;
– parahormon, yaitu: hormon
lokal yang mengatur jaringan atau organ yang sama pada sumbernya, misalnya:
prostaglandin F2-;
– pitohormon (hormon yang
dihasilkan oleh tumbuhan)
– peromon (perohormon), yaitu: hormon yang didapatkan pada golongan insekta dan invertebrata
sebagai daya tarik seksual atau alat tanda bahaya.
Fungsi hormon
•
katalisator pada
sistem enzim dalam satu sel dari organ sasaran (target organ);
•
pengatur
permiabilitas permukaan dinding sel, sehingga memudahkan kerja enzim dari satu
sel ke sel lainnya;
•
motorisator
aktivitas gen tertentu dalam tubuh;
•
pendorong sintesa
protein oleh RNA dalam sitoplasma.
Ruang lingkup kerja
hormon
•
mengendalikan
medium dalam tubuh dengan jalan mengatur komposisi kimia & volumenya;
•
memberikan
tnaggapan terhadap perubahan kondisi lingkungan yang drastis untuk menolong
tubuh dari : infeksi, trauma, stres, dehidrasi, rasa lapar dan pendarahan;
•
membantu
perkembangan dan pertumbuhan;
• membantu proses reproduksi, suplai makanan pada embrio
dan individu yang baru dilahirkan
Langkah-langkah
kerja hormon
•
hormon berinteraksi
dengan reseptor pada permukaan sel, sitoplasma dan inti sel sasaran.
Reseptor menurut Haznam (1991), berfungsi untuk mengenal hormon yang diperlukan
oleh sel dan membentuk kompleks hormon reseptor yang mengaktifkan sel agar
terjadi aksi biokemis dalam sel;
•
membentuk hormon
reseptor yang akan mempengaruhi sel;
• efektifitas kerja hormon dipengaruhi oleh jumlah
anti bodi & reseptor hormon dlm sel;
Mekanisme kerja hormon
• Hormon bekerja secara otonom dengan refleksi
neuroendokrin.
• Reaksinya tidak melibatkan otot motorik.
• Mekanisme kerja tiap kelompok hormon berbeda-beda.
– Mekanisme kerja hormon kelompok pertama (hormon kinetik,
hormon metabolik, hormon morfogenetik dan hormon perilaku),
– Mekanisme kerja hormon peptida (hormon kelompok II)
Mekanisme kerja
hormon kelompok pertama (hormon kinetik, hormon metabolik, hormon morfogenetik
dan hormon perilaku),
• Turner (1976) kerja hormon steroid dapat berlangsung pada
: inti sel, sitoplasma atau membran sel. Steroid berikatan
dengan reseptor intrasel yang merubah konfigurasi reseptor agar berikatan
dengan kromatin yang mengaktifkan gen. Molekul lipolitik berdifusi menuju
reseptor spesifik dalam sel sasaran untuk membentuk kompleks hormon reseptor
yang akan melakukan reaksi aktifasi sehingga terjadi perubahan ukuran, bentuk
dan muatan dari permukaan sel untuk mengikat kromatin. Proses pengikatan dan
aktifasi terjadi pada sitoplasma atau pada inti sel. Kompleks hormon reseptor
berikatan dengan DNA untuk mengaktifkan atau menginaktifkan gen tertentu
sehingga transkripsi gen secara selektif akan mempengaruhi proses metabolisme, produksi mRNA dan jumlah
protein. Masing-masing hormon mempunyai efek yang sangat spesifik; biasanya
protein dan mRNA dalam sel sasaran akan menurun sampai 1 %.
Mekanisme kerja
hormon peptida (hormon kelompok II)
• Mekanisme kerjanya berdasarkan atas pembawa pesan intra
sel karena cyclic-AMP (AMP-siklik, 3'-5'-adenilik acyd) merupakan nucleotida
yang berasal dari ATP melalui kerja enzim adenilat siklase. AMP-siklik
mempunyai peranan yang sangat penting terhadap aksi dari sejumlah hormon.
• Fluktuasi kadar AMP-siklik dalam sel dipengaruhi oleh
hormon dan bervariasi pada tiap jaringan, tetapi epinefrin dapat meningkatkan
jumlah AMP-siklik dalam otot dan mengalami perubahan yang berbeda dengan
glukogen.
•
Jaringan yang
memberi respon terhadap beberapa hormon melalui reseptornya berkonfergensi pada
satu molekul adenilat siklase dengan efektifitas kadar secara maksimal tidak
bersifat editif.
• Sel dapat mempengaruhi interaksi hormon dengan reseptor
pada membran plasma dan mengaktifkan gen.
• Interaksi hormon dengan reseptor pada membran plasma
secara umum disebut messenger pertama, yang melanjutkan pesan khusus
untuk sel.
• Hormon berinteraksi dengan reseptor pada membran plasma,
sehingga sel dapat berfungsi karena adanya interaksi hormon dengan reseptor
yang terdapat pada membran plasma.
• Interaksi hormon dengan reseptor dapat mengubah ATP
menjadi AMP-siklik karena pengaruh dari enzim adenil siklase yang terdapat pada
membran plasma.
• AMP-siklik berdifusi ke dalam sel untuk bergabung dengan
reseptor intrasel kemudian bertindak sebagai messenger ke-dua yang akan
mengubah fungsi sel sesuai dengan pesan hormon.
• Ion Ca++ dapat juga bertindak sebagai messenger ke-dua,
karena dapat berkombinasi untuk mengaktifkan protein kalmodulin pada intrasel
yang dapat mengaktifkan enzim.
•
AMP-siklik berperan
juga untuk merangsang sintesa protein, mempenga- ruhi proses sekresi dan
mengubah permeabilitas membran sel.
• Kebanyakan hormon larut dalam air, sehingga air dapat
membantu meningkatkan sintesis AMP-siklik. Hormon yang larut dalam air, adalah:
ADH, oksitosin, hormon perangsang folikel (FSH), LH, TSH, ACTH, CT, paratiroid
hormone (PTH), glukogen, epinefrin dan nerepinefrin. Kombinasi
beberapa hormon yang larut dalam air, seperti insulin, hormon pertumbuhan dan
prolaktin dengan reseptor tidak dapat meningkatkan sintesis AMP-siklik sehingga
jumlahnya tetap bahkan akan menurun.
• Beberapa peneliti percaya bahwa ion Ca++ dan lainnya
belum teridentifikasi tetapi mampu untuk mengubah fungsi sel, seperti insulin,
hormon pertumbuhan dan prolaktin yang masuk dalam sel target akan
berikatan.
• Hormon steroid dan tiroksin dapat mengubah fungsi sel
dengan caradengan bermacam-macam struktur dalam sel. mengaktifkan gen, tetapi
mekanismenya sedikit berbeda.
• Hormon steroid larut dalam lemak sehingga dapat menembus
membran sel menuju sel target untuk bergabung dengan reseptor pada sitoplasma.
• Penggabungannya dengan reseptor hormon kompleks yang
ditranslokasikan akan berinteraksi dengan gen khusus dalam nukleus. Gen yang
diterjemahkan akan membentuk enzim khusus untuk mengubah fungsi sel.
• Tiroksin juga masuk ke dalam sel target dan berinteraksi
dengan gen untuk mengubah fungsi sel, tetapi tiroksin berikatan dengan membran
nukleus untuk translokasi.
•
Mempengaruhi aktivitas enzim dalam sel target melalui system
adenil siklase dan AMP-siklik pada membran sel menimbulkan efek yang lebih
cepat.
• Mempengaruhi sintesa enzim dalam se target, baik pada inti
maupun pada ribosom.
Posible sites of action of FSH and 3’ –
5’-AMP on the metabolism of granulosa cells R. hormone receptor; AC
adenylate cyclase
Aksi Hormon
• Hormon dalam darah menurut Turner dan Bagnara (1976),
terikat pada protein pengangkutnya dan sebelum
digunakan akan mengalami transformasi enzimatik pada organ sasaran.
• Aksi hormon tergantung pada kemampuan sel sasaran untuk
menanggapi karena hormon hanya memacu mobilisasi metabolisme dari sel sasaran.
• Hormon tidak menciptakan kemampuan baru bagi sel sasaran
karena lokasi reseptor hormon (protein atau lipoprotein) sudah ditempati oleh
zat lain.
• Beberapa hormon hanya bekerja pada satu jaringan sasaran
untuk menghasilkan aktivitas maksimum, seperti : hormon pertumbuhan aksinya
akan terbatas bila kurang tiroksin.
• Hormon mempunyai pengaruh yang berlawanan, seperti :
insulin dengan glukogen.
• Insulin berpengaruh untuk mengurangi kadar gula dalam
darah sedangkan glukogen meningkatkan kadar gula dalam
Hormon menurut Soebadi (1992) dapat bekerja sama dengan hormon lain secara endokrinologi hormon dapat digolongkan menjadi 2 sistem
yaitu:
•
sistem endokrin
reproduksi, meliputi : hipotalmus, hipofisa, ovarium, testes dan placenta;
• sistem kelenjar endokrin reproduksi penunjang. Fungsi
utamanya adalah : memelihara kehidupan individu, termasuk pengaturan proses
pertumbuhan dan pembinaan tubuh, untuk beradaptasi dengan lingkungan; mengatur
cairan dalam tubuh; mengatur produksi energi dan penyerapan zat makanan oleh
alat pencernaan.
Aksi hormon
• Penentuan hormon yang beraksi pada suatu sel sulit untuk
dipahami karena bentuk dan ukuran dari molekul hormon beraneka ragam, terutama
struktur asam amino dan proteinnya. Berbagai tipe hormon menggunakan reseptor
yang berbeda sehingga mekanisme aksinya akan berbeda.
• Hormon mempunyai pengaruh dan sasaran yang berbeda pada
berbagai spesies, seperti: hormon tiroksin terhadap kegiatan sel dalam tubuh
secara sendiri maupun secara bersama.
Pengaruh tiroksin
pada tiap spesies berbeda-beda, misalnya pada :
•
amphibia,
mempengaruhi metamorfosis dan laju metabolisme homoioterm;
•
tikus, kemampuan
untuk mempelajari lorong yang rumit;
•
ikan, mempengaruhi
deposisi guanin pada sisiknya dan perilaku bergerombol;
•
burung,
mempengaruhi pembentukan melanin bulu;
•
mamalia muda, untuk
pertumbuhan gigi dan laju absorbi glucose serta diuresis air dalam tubuhnya;
•
rusa, untuk
pertumbuhan tanduk.
• Lanjutan
………………..
•
Peristiwa tersebut
dapat diterangkan dari sudut genetik, karena semua aksi hormon terjadi pada
tataran transkripsi gen yang dapat
diterangkan melalui pengaturan aktivitas sel
sasaran akan
me-rangsang reseptor pada permukaan dan dalam sel.
• Hormon menurut Soebadi (1992), dapat merangsang
terbentuknya efek biologi melalui pengaturan aktivitas sel sasaran dalam :
•
pembentukan dan
perombakan zat pengatur sel seperti : AMP-siklik;
•
sintesis protein
yang mempengaruhi pembentukan enzim/hormon;
•
mengatur
semipermeabilitas binding sel sasaran agar dilewati oleh zat-zat tertentu.
PENGARUH HORMON
•
Hormon mempengaruhi
satu macam interaksi pada sel sasaran. Sintesis protein dan perombakan enzim
atau zat lain merupakan reaksi lanjutan dari interaksi yang pertama. Hormon
memiliki banyak reseptor dengan pengaturan fungsi yang terpisah antar reseptor.
Teori cytoskeleton dari Hechter dan Halkerston (1964), menyatakan bahwa
fungsi sel sangat tergantung pada zat yang mengisi rangka kerja (cytoskeleton)
dalam sel tersebut.
• Interaksi antara hormon dengan sel sasaran menyebabkan
perubahan zat yang mengisi rangka kerja sampai menghasilkan sesuatu dari sel
sasaran. Jika zat pengisinya tidak lengkap maka produksi tidak akan terbentuk,
meskipun sel sasaran mendapatkan agitasi dari hormon.
• Lanjutan……………..
•
Hormon termasuk
peptid, protein dan katekolamin yang beraksi sebagai pembawa informasi pertama
dan berinteraksi dengan reseptor pada permukaan sel. Aksi hormon melalui
reseptor dipengaruhi oleh rangsangan hormon sebagai pembawa informasi pertama.
• Adenosin monophosphat 3'-5' (AMP-siklik) yang beraksi
dalam sel efektor menurut Sutherland at al. (1968), dapat menghasilkan
tanggapan hormonal yang sesuai dengan fungsi sel. AMP-siklik akan dihancurkan
oleh enzim nukleotid fosfodiesterase siklik. Peranan AMP-siklik sebagai
pembawa pesan kedua memegang peranan penting dalam proses aksi hormon.
• Hormon glycolisin, epinefrin atau glucogen yang dibantu
oleh AMP-siklik dapat menghancurkan glikogen menjadi glukosa. AMP-siklik berperan hampir pada
semua sel yang berinti termasuk bakteri untuk meneruskan pesan hormon pada sel sasaran untuk melakukan fungsinya.
• Lanjutan………………
•
Hormon adalah
pembawa pean pertama dan AMP-siklik pembawa pesan ke-dua yang berada di luar
sel dan merangsang resptor pada dinding sel, misalnya: hormon steroid; masuk
dalm sel sampai inti untuk merangsang sel untuk melakukan sekgiatannya.
• Fungsi sel sangat tergantung pada material genetik (DNA)
inti. Beberapa hormon berpengaruh langsung pada DNA melalui mekanisme tertentu.
Hal ini, terbukti dari hormon steroid yang masuk sampai ke inti sel merupakan
produk DNA (RNA) yang bertindak sebagai pembawa pesan sehingga DNA akan
menentukan bentuk protein dan genetik dari suatu individu.
Rangsangan dari
hormon menimbulkan 2 macam efek, yaitu :
•
hormon yang
merangsang terjadinya suatu reaksi bermolekul besar dan tidak dapat masuk dalam
sel sehingga melakukan interaksi dengan reseptor pada dinding sel, misalnya :
hormon protein;
• Hormon yang menyusup sampai ke inti sel berinteraksi
dengan reseptor dalam struktur DNA.
• Lanjutan………….
• Hormon merupakan zat organik pembangkit aktivitas sel
yang bertindak sebagai reseptor ke-dua (AMP-siklik dan Ca++).
• Hormon dalam melaksanakan aksinya bekerja sama dengan
organ atau hormon lain yang terjadi pada membran, sitoplasma dan inti sel.
• Hormon berpengaruh langsung pada DNA dan pembentukan
protein sehingga turut menentukan sifat genetik dari suatu individu.
Proses pemijahan
•
Proses pemijahan kerang mutiara menurut Ropes (1968), dilakukan dengan kontraksi
secara ritmik oleh otot adductor. Penyemprotan gamet oleh otot adductor,
epitelium insang dan sisi mantel akan menentukan faktor penyebaran kerang
mutiara di alam. Spermatozoa yang dilepaskan oleh jantan ke laut menurut
Oldfield (1964) dan Sellmer (1967) akan diserap oleh betina untuk membuahi ovum
pada semibranchial, epibranchial dan dalam ruang suprabranchial atau pada
insang.
• Proses pemijahan kerang mutiara melalui mantel dilakukan
dengan gerakan ritmis. Gerakan ini sangat merugikan pengusaha mutiara,
karena dapat membantu mengeluarkan inti mutiara yang telah terpasang sehingga
kerang mutiara yang matang gonadnya tidak baik untuk dipasangkan inti mutiara.
• Pemijahan secara alami tidak mudah untuk diamati dan
sukar di- perkirakan jumlah gametnya, karena sepanjang hidupnya dijumpai musim
pemijahan masal (major breeding season), yaitu: mayoritas individu
mengalami periode perkembangan gonad dan pemijahan yang sama.
Hormon perangsang
reproduksi
•
Menurut Soebadi
(1992), LH dan FSH merupakan hormon glycoprotein yang mengandung asam amino dan
karbohidrat. Deretan asam amino dan karbohidratnya hampir serupa antara FSH
dengan LH, tetapi pada LH diketahui tidak mengandung Tryophan dan sangat
sedikit mengandung asam sialat.
• Steelmen-Pohkey
dan uji Parlow, menggabungkan 2 sub-unit hormon (alfa dan beta) dapat
menghasilkan hormon yang lebihaktif. Penggabungan itu dimanfaatkan untuk
menguji kemampuan biologis dari LH dan FSH. Pemisahan kedua sub-unit itu dengan
asam propionat, asam thioglucolat dan asam urea kadar kuat dapat dimanfaatkan
untuk membersihkan preparat FSH dari kontaminasi LH atau sebaliknya.
Penggabungan 2
macam sub-unit hormon dapat menghasilkan sifat hormon seperti pada Tabel 2
berikut.
Luteinizing Hormone
(LH)
•
LH atau ICSH
(Intestitial Cell Stimulating Hormon) merupakan glikoprotein berantai asam amino berikatan peptida dan
rantai karbohidrat berikatan polipeptida yang dihasilkan oleh sel basofil dari
kelenjar hipofisa bagian anterior. Sasaran utamanya adalah ovarium, testis, dan
corpus luteum.
•
LH berfungsi untuk
merangsang sel granulosa dan sel theca pada folikel yang masak untuk
memproduksi estrogen. Tingginya kadar estrogen yang dihasilkan maka LH akan
semakin tinggi sehingga akan terjadi ovulasi pada folikel yang masak.
Selanjutnya LH bersama LTH akan merangsang sel theca dalam ruang bekas folikel
yang pecah untuk membentuk sel korpus luteum (KL) yang akan menghasilkan
progesteron.
• LH diketahui pula membantu perkembangan folikel sehingga
mencapi proses pematangan yang sempurna. LH dapat merangsang produksi estrogen
dalam folikel oleh sel-sel granulosa dan theca interna. Folikel saat mencapai
titik maksimal akan melepaskan LH untuk membantu ovulasi, yang matang akan
merekah sehingga dapat mengeluarkan cairan ovum dan sel-sel yang
menyelubunginya. Ovulasi akan diikuti dengan terbentuknya kawah untuk korpus
luteum.
Follicle
Stimulating Hormone (FSH)
• FSH merupakan hormo protein karena mengandung asam amino
dan karbohidrat yang bisa disebut glycoprotein.
• FSH didapatkan dari doba, kuda, babi dan manusia dengan
cara ekstraksi. Untuk memperoleh yang murni masih sangat sukar, karena selalu
ada kontaminasi dengan hormon lain, terutama LH dan LTH.
• Jumlahnya sangat sedikit baik dalam jaringan adenohypophysis
maupun dalam darah, karena rangkaian asam aminonyamudah maka potensinya menjadi
rendah.
Sifat biokimia dan
fisika FSH
• Molekul FSH mengandung endapan asam amino + 179
buah dan karbohidratnya + 14 %.
• Asam amino yang banyak ditemukan adalah : proline,
lysene, cystine, methionine dan trytophan.
• Karbohidrat yang banyak ditemukan adalah : hexose,
hexosamine, asam sialate dan sedikit fucose.
• Berat molekulnya antara 30.000 - 67.000, larut dalam air
dengan titik isoelektrik pada pH 4,8.
• Berat molekul FSH berbeda pada setiap hewan, misalnya:
babi 29.000 dan domba 67.000.
Menurut Soebardi
(1992)
• Karbohidrat yang memegang peranan penting dalam FSH adalah
asam sialat.
• Jika terkontaminasi dengan enzim penghancur karbohidrat
maka potensi FSH akan hilang.
• Asam sialat memiliki 9 atom C dengan gugus NH2 terikat
pada atom C No.5 Enzim perusak asam sialat (asam neuramatik) adalah Enzim
neuraminidase.
FUNGSI FSH
• Fungsi FSH yang utama adalah merangsang pertumbuhan
folikel pada ovarium.
• Preparat yang murni dapat merangsang folikel sehingga
menjadi masak (folikel degraaf).
• Penggunaan FSH sebaiknya diinjeksi melalui otot, kalau
bercampur dengan protein lain biasanya disuntikan perintra-peritoneal atau
intra-muskuler.
• Pemisahan FSH dengan LH dilakukan oleh Fevold et al,,
(1931), kemudian Long dan Evans (1939), membedakan fungsi FSH dengan LH dan
mengembangkan teknik hipofisektomi pada tikus sehingga didapatkan tikus yang
tahan terhadap operasi hipofisektomi yang disebut strain Long Evans.
PERCOBAAN
•
Perlakuannya
membuang kelenjar hipofisa pada tikus yang berumur 22 hari dan membaginya dalam
3 kelompok, yaitu :
•
Group pertama tidak diberikan perlakuan apapun kecuali
hipo- fisektomi;
•
Group kedua, 11 sampai 12 hari setelah operasi disuntik
dengan preparat LH persubkutan 1 kali/hari untuk3 hari;
• Group ketiga perlakuannya sama dengan grup dua hanya
preparat suntikan- nya adalah FSH.
PERCOBAAN
•
Preparat histologi
dari ovarium setelah 24 jam suntikan terakhir, hasilnya adalah :
•
Grou pertama didapatkan ovarium yang keriput;
•
Group kedua didapatkan ovarium yang hampir normal dengan
perkem- bangan sel interstitial yang normal tetapi tidak didapatkan folikel
yang berkembang.
• Group ketiga didapatkan ovarium yang agak besar dengan
folikel yang agak menyolok jumlah dan besarnya.
PERCOBAAN
• Percobaan bioassya FSH pada tikus jantan dan LH pada
tikus betina. LH memperlihat-kan daya kerja yang
sama, yaitu merangsang perkembangan sel-sel interstitial sehingga LH disebut ICSH
(Interstitial Cel Stimulating Hormons).
• Pada hewan betina FSH merangsang perkembangan folikel
melalui suatu mekanisme yang belum diketahui sampai sekarang.
Perbedaan antara LH
dengan FSH
• LH dengan FSH dapat dibedakan melalui pengujian asam
sialat.
• Suatu hormon bila dicampur dengan enzim neuraminidase
potensinya tidak berubah berarti preparat tersebut merupakan LH, tetapi bila
potensinya berubah berarti FSH.
• Fungsi FSH akan hilang bila tanpa asam sialat sedangkan
LH mengandung sedikit asam sialat dan tanpa asam sialat tetap berfungsi seperti
biasa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar