Senin, 04 Juni 2012

HUMAN ANATOMY AND PHYSIOLOGY task IV SISTEM EKSKRESI



   1.      Sebutkan 4 hal yang memungkinkan korpus kulum renalis berfungsi untuk menyaring darah ?
   2.      Apa yang dimaksud tekanan hidrostatik glomerulus?
   3.      Sebutkan 2 kekuatan yang melawan tekanan hidrostatik glomerulus ?
   4.      Jelaskan yang dimaksud PEFF !
   5.      Jelaskan pengaruh glomerulonefritis terhadap Peff !
   6.      Jelaskan factor lain yang mempengaruhi Peff !
    7.      Jelaskan proses Reabsorpsi pada pembentukan urine !
    8.      Jelaskan reflex urinaria!
   9.      Jelaskan yang dimaksud dengan urine!
  10.  Jelaskan proses pemekatan dan pengenceran urine!
   11.  Jelaskan mekanisme :
·         Keseimbangan cairan dan elektrolit
·         Mempertahankan homoestasis volume total air tubuh
·         Mempertahankan homoeostatis distribusi cairan tubuh
·         Keseimbangan asam basa
·         Buffer bagi pengendalian PH cairan tubuh
·         Mekanisme respirasi dalam pengendalian PH
   12.  Jelaskan dialysis ginjal (ginjal buatan)!

Jawaban:

1.      4 hal yang memungkinkan korpus kulum renalis berfungsi untuk menyaring darah:
·         Tiap kapsula berisi kapiler glomerulus sangat panjang dan berbelit yang menampilkan suatu permukaan sangat luas bagi filtrasi.
·         Membrane endothelium kapsula strukturnya disesuaikan untuk filtrasi. Walaupun endothelium umumnya tidak membatasi lewatnya substansi, membrane dasar memungkinkan  lewatnya molekul kecil.
·         Ateriola eferen diameternya lebih kecil daripada teriole aferen sehingga ada tahanan terhadap aliran keluar darah dari glomerulus.

2.      Tekanan hidrostatik glomerulus yaitu kekuatan cairan yang mendesak melawan dinding tempat cairan itu bila cairan tadi dikenai tekanan darah dalam glomerulus. Tekanan ini cendrung menggerakkan cairan keluar glomerulus pada suatu daya rata-rata 60 mmHg.
                                                              

3.      Kekuatan  yang melawan tekanan hidrostatik glomerulus yaitu:
·         Tekanan hidrostatik kapsula
·         Tekanan osmotic koloidal darah

4.      Yang dimaksud dengan PEFF (effective filtration pressure ) yaitu hasil rangkaian untuk menentukan berapa banyak akhirnya filtrasi yang terjadi dengan mengurangi kekuatan yang melawan filtrasi dari tekanan hidrostatik darah glomerulus.

5.      Pengaruh glomerulonefritis terhadap Peff :
Ø  Kapiler glomerulus menjadi sangat permeabel sehingga protein plasma dapat lewat dari darah ke filtrate. Akibatnya filtrat kapsula menggunakan tekanan osmotik yang menarik air keluar darah. Dengan demikian, bila suatu tekanan osmotik kapsula berkembang, peff akan meningkat. Pada saat yang sama, tekanan osmotik koloid darah turun, lebih lanjut menaikkan peff.

6.      Factor lain yang mempengaruhi Peff yaitu :
Ø  Dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah arteri umum, hemorhage yang hebat menghasilkan turunnya tekanan darah yang juga menurunkan tekanan hidrostatik darah glomerulus.
Ø  Selain itu adalah pengaturan ukuran arteriola aferen dan efferent

7.      Proses Reabsorpsi pada pembentukan urine :

*      Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah: glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-, sedangkan kadar urea menjadi lebih tinggi. Proses reabsorpsi : mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air diserap sehingga terbentuk urine.


8.      Refleks urine :
Pengeluaran urine dari kantong kemih  dilakukan melaui kegiatan yang disebut micturition. Ini disebabkan oleh gabungan impuls involunter dan volunter. Kapasitas rata-rata kantung kemih 700-800ml.jumlah urine dalam kantung kemih yang melebihi 200-400ml, reseptor regang pada dinding kantung kemih akan mengalirkan impuls ke bagian corda spinalis. Impuls ini memulai kesadaran untuk mengeluarkan urine dan terjadilah refleks micturation atau refleks kencing.

9.      Yang dimaksud dengan urine yaitu : hasil dari kegiatan ginjal dimana zat penyusunnya berupa uric acid, pada orang sehat volume, PH, dan konsentrasi solute bervariasi dengan kebutuhan lingkungan internal, selama kondisi patologik tertentu, karakteristik urine dapat berubah secara derastis.

    10.  Proses pemekatan dan pengenceran urine sebagai berikut :

*      Proses Terjadinya Pengenceran Urine
Di pengaruhi oleh ADH (anti duretik hormon) dan aldosteron. ADH dan aldosteron menyebabkan meningkatnya permeabilitas tubulus sehingga akan meningkatkan reabsorsi air. Hal ini akan menyebabkan volume urin menurun. Apabila ADH jumlahnya menurun, maka reabsorsi air menurun akibatnya jumlah urin meningkat.

Hal-hal yang menyebabkan ADH naik :

1)      Maningkatkan asmolalitas plasma.
2)      Penurunan volume dan tekanan darah.
Hal-hal yang menyebabkan ADH turun:
1)      Penurunan asmolalitas plasma.
2)      Peningkatan volume dan tekanan darah.
Ini diatur oleh sistem autoregulasi ginjal, yaitu melalui tubuloglomerular feedback pada jukstaglomerolus terutama pada makula densa di tubulus distal yang menimbulkan vasokonstriksi dan vasodilatasi kapiler afferen dan efferen, yang akan mempertahankan laju filtrasi tetap normal pada MAP antara 70 - 160 mmHg. Namun perubahan tekanan darah akan menyebabkan produksi urin yang meningkat walaupun laju filtrasi tetap normal, karena adanya mekanisme reabsorpsi dan sekresi dari tubulus ginjal.

*      Proses Terjadinya Pemekatan Urine

Apabila permeabilitas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah melalui interstisium yang pekat, air akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke dalam kapiler peritubulus. Hasilnya adalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin. Sebaliknya apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi keluar duktus pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui urin, urin akan encer. Permeabilitas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormone hipofisis Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah. Pelepasan ADH dari hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau peningkatan osmolalitas ekstrasel (penurunan konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus pengumpul untuk meningkatkan permeabilitas air. Apabila tekanan darah rendah, atau osmolalitas plasma tinggi, maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi ke dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik dan osmolalitas ekstrasel berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan darah terlalu tinggi atau cairan ekstrasel terlalu encer, maka pengeluaran ADH akan dihambat dan akan lebih banyak air yang diekskresikan melalui urin sehingga volume dan tekanan darah menurun dan osmolalitas ekstrasel meningkat.

   11.  Berikut mekanisme dari :

*      Keseimbangan cairan dan elektrolit

Kesetimbangan cairan tubuh yaitu kemantapan relatif distribusi cairan tubuh didalam tiga tempat yaitu ruang interstitial, pembuluh darah dan dibagian dalam sel. Kesetimbangan ciran tubuh saling tergantung dengan kesetimbangan elektrolit. Beberapa dasar umum kesetimbangan cairan tubuh yaitu pertama masukan air harus sama dengan keluaran. Jelasnya bila air yang meninggalkan tubuh lebih banyak, maka kesetimbangan cairan tubuh tidak akan terjadi. Kedua membiarkan berbagai keluaran sehingga seimbang dengan masukan, akan menimbulkan mekanisme utama pemeliharaan kesetimbangan cairan. Ketiga mekanisme bagi pengendalian gerakan air diantara bagian-bagian cairan, memainkan peran utama dalam pemeliharaan kesetimbangan cairan dan elektrolit.

*      Mempertahankan homoestasis volume total air tubuh
Sebagian besar mekanisme pemeliharaan homeostasis volume total air tubuh adalah yang mengatur volume urine. Ada dua faktor yang menentukan volume urine, yaitu kecepatan filtrasi glomerular dan kecepatan tubulus renalis menyerap kambali air dari urine tubular kedalam darah. Kecepatan filtrasi glomerulus tetap hamper konstan kecuali bila kondisi abnormal, kondisi abnormal menyebabkan volume urine melonjak. Kecepatan absorpsi air kembali (rebsorpsi) air sebaliknya sangat melonjak. Kecepatan reabsorpsi tubular, biasanya volume urine sesuai dengan masukan cairan.

*      Mempertahankan homoeostatis distribusi cairan tubuh
Konsentrasi normal sodium dalam cairan interstitial dan konsentrasi potassium dalam cairan intraseluler bergantung pada beberapa faktor. Reabsorpsi ion-ion ini dalam tubulus renalis dan transport aktif mereka menembus membrane sel adalah dua faktor diantara yang terpenting. Mulanaya membrane sel diduga impermeable terhadap ion sodium dan ion potassium. Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa sodium menerobos melalui membrane sel menuju cairan intraselular tetapi dengan cepat keluar lagi. Mungkin suatu mekanisme transport aktif menggerakkan ion sodium keluar sel dengan segera yang mengikuti difusi mereka ke dalam sel. Mekanisme ini disebut sodium pump. Homeostasis volume cairan interstitial dan intraseluler bergantung pada mekanisme pemompaan ini.

*      Kesetimbangan asam basa
Kesetimbangan asam basa berarti pemeliharaan homeostasis konsentrasi ion hydrogen cairan tubuh. Keanekaragaman asam dan basa yang terus menerus memasuki darah dari makanan, maka bila PH darah harus tetap konstan diperlukan beberapa mekanisme untuk menetralkan atau mengeliminasi substansi tersebut.

*      Buffer bagi pengendalian PH cairan tubuh
Bila PH darah normal dan ada kesetimbangan asam-basa, komponen pasangan buffer bikarbonat ada dalam cairan ekstraselular dalam rasio 20 bagian basa bikarbonat ( terutama NaHCO3) dengan 1 bagian asam karbonat. Kenaikan rasio ini menyebabkan PH naik (alkalosis), dan penurunan menyebabkan PH turun (asidosis). Kelebihan ion hydrogen terus masuk kapiler darah, meskipun ada pembufferan. Dengan demikian PH akan terus turun, oleh karena itu harus ditambah dengan respirasi dan urinary yang fungsinya bersama buffer mempertahankan  konstanitas PH.

*      Mekanisme respirasi dalam pengendalian PH
Ekspirasi mengeliminasi beberapa CO2 darah dan dari tubuh yang masuk darah dalam jaringan (kapiler) serta bergabung dengan air membentuk asam karbonat yang meskipun ada pembufferan tetap menambah ion hydrogen dslsm jumlsh cukup, kenyataannya untuk menurunkan pH darah dari sekitar 7.41, suatu rata-rata khas untuk darah arteri menuju sekitar 7.36 suatu rata-rata khas untuk darah vena. Karena CO2 meninggalkan darah dari kapiler paru, konsentrasi ion hydrogen darah turun lagi dan pH darah naik dari vena ketingkat arteri.

    12.  Dialysis ginjal (ginjal buatan) :

Penderita gagal ginjal sekarang ini dapat dibantu dengan unit dialisis. Pada unit dialysis, darah pasien dan cairan yang akan di dialisi dipisahkan oleh membran semi permeable. Membran ini melewatkan zat yang berdifusi dari darah pasien ke cairan dialysis.
Seperti yang kita ketahui, zat-zat berdifusi dari konsentrasitinnggi ke konsentrasi rendah, sehingga penting untuk mengatur konsentrasi cairan yang berdialisis. Zat-zat yang akan dipertahan kan dalam darah, seperti glukosa dan Na, konsentrasinya di dalam cairan dialysis harus sama dengan konsentrasinya di dalam plasma. Zat-zat yang akan dibersihkan dari plasma seperti urea dan sulfat, konsentrasinya di dalam cairan dialysis harus menunjukan angka 0.potensial osmotic cairan dialysis harus sama dengan potensial osmotic plasma.darah dari arteri mengalir di antara membrane semipermeabel yang dikelilingi oleh cairan dialysis.
Darah yang telah dicuci di kembalikan ke tubuh melaluivena dan cairan yang telah digunakan kemudian dibuang. Satu kali proses pencucian darah dapat membersihkan kurang lebih 500 ml darah, dan proses berlangsungbabarapa ratus ml/detik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar