Jumat, 08 Juni 2012

biokimia task III



PERTANYAAN:
1.       Bagaimana proses terjadinya kentut?
·         Kentut berasal dari gas dalam usus. Gas dalam usus berasal dari udara yg kita telan, gas yang menerobos ke usus dari darah, gas dari reaksi kimia & gas dari bakteri dalam perut.
·         komposisi kentut Bervariasi. Makin banyak udara anda telan, makin banyak kadar nitrogen dalam kentut (oksigen dari udara terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di usus). Adanya bakteri serta reaksi kimia antara asam perut & cairan usus menghasilkan karbondioksida. Bakteri juga menghasilkan metana & hidrogen. Proporsi masing-masing gas tergantung apa yang anda makan, berapa banyak udara tertelan, jenis bakteri dalam usus, berapa lama kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut, makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui dinding usus. Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen.
·         Bau kentut karena kandungan hidrogen sulfida & merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan anda, makin banyak sulfida & merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam perut, & makin busuklah kentut anda. Telur & daging punya peran besar dalam memproduksi bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan dalam kebusukannya.
·         kentut menimbulkan bunyi karena adanya vibrasi lubang anus saat kentut diproduksi. Kerasnya bunyi tergantung pada kecepatan.
·         Kenapa kentut yg busuk itu hangat & tidak bersuara? Salah satu sumber kentut adalah bakteri. Fermentasi bakteri & proses pencernaan memproduksi panas, hasil sampingnya adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat & jenuh dengan produk metabolisme bakteri yg berbau busuk.
·         Mengapa makan kacang-kacangan menyebabkan banyak kentut? Kacang-kacangan mengandung zat gula yg tidak bisa dicerna tubuh. Gula tsb (raffinose, stachiose, verbascose) jika mencapai usus, bakteri di usus langsung berpesta pora & membuat banyak gas. Jagung, paprika, kubis, kembang kol, susu juga penyebab banyak kentut (bukan baunya)
2.       Mengapa terjadi panas tubuh apabila ada benda asing yang masuk (bakteri/virus) (berkaitan dengan hormone dan enzim.
Panas dalam bahasa medis disebut demam (fever, febris). Demam merupakan rangkaian respons tubuh yang kompleks yang melibatkan respons perilaku, neurologis, dan endokrin (hormonal) untuk mengatasi gangguan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor pirogenik. Faktor-faktor pirogenik adalah faktor-faktor penyebab timbulnya demam, di mana secara garis besar terbagi atas 2 golongan, yaitu:
· Pirogen eksogen
Pirogen eksogen merupakan faktor eksternal tubuh yang menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh manusia. Misalnya bagian dari sel bakteri dan virus. Selain itu, bisa juga berupa zat racun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau virus tertentu.
· Pirogen endogen
Pirogen endogen adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri sebagai reaksi kekebalan melawan kuman penyakit yang masuk ke tubuh. Misalnya interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), interferon-?, dan tumor necrosis factor (TNF).
Proses terjadinya demam dimulai dari terpaparnya tubuh manusia terhadap pirogen eksogen yang kemudian akan mengakibatkan terstimulasinya pirogen endogen untuk melindungi tubuh dan menciptakan kekebalan melawan pirogen eksogen tersebut.
Pusat pengaturan suhu manusia (termoregulator) terletak di bagian otak yang bernama hipotalamus dan batang otak. Termoregulator ini berfungsi untuk mengatur produksi, konservasi, dan pengeluaran panas tubuh yang pada akhirnya akan menjaga kestabilan suhu inti tubuh. Selama proses demam, suhu inti tubuh menjadi naik, akibatnya termoregulator akan beradaptasi dengan cara membentuk setting point tersendiri yang lebih tinggi dari suhu normal. Dengan kata lain, meskipun kita demam, namun itu semata-mata untuk menjaga agar proses termoregulasi tubuh tetap berjalan normal.
Di lain pihak, saat kita demam, tubuh juga mengeluarkan zat-zat tertentu untuk membantu menurunkan demam. Misalnya arginine vasopressin (AVP), melanocyte-stimulating hormone (MSH), dan corticotropin-releasing factor. Efek anti demam ini membantu menjelaskan terjadinya fluktuasi suhu tubuh selama terjadinya demam. Pada akhirnya, ketika proses demam sudah selesai, setting point tubuh kembali normal. Akibatnya, akan terjadi penurunan tonus otot, pembuluh darah perifer akan melebar (vasodilatasi), kulit kemerahan, dan berkeringat. Jadi, wajar seseorang berkeringat apabila demam, bahkan akan lebih baik demikian adanya, karena hal ini menandakan demamnya sudah mulai turun. Pasien akan merasa lebih hangat, mengganti pakaiannya dengan yang lebih tipis, keluar dari selimut, dan butuh peregangan otot-ototnya karena pegal akibat proses demam yang terjadi.

3.       Singkatan hormone
  • GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon)
·         LH Luteinizing Hormon)
·         FSH (Follicle Stimulating Hormon)
  • GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)
·         HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
  • NGF (Nerve Growth Factor)
·         LTH (Lactotrophic Hormone)
  • hormon PMSG ( Pregnant Mare Serum Gonadotrophin)
  • GH (Growth Hormon )

4.       jenis-jenis RNA
·         t-RNA (transfer- Ribonukleat acid)
·         m-RNA (messenger- Ribonukleat Acid)
·         d-RNA (
·         r-RNA (ribosomal- Ribonukleat Acid)
5.       Pada saat apa feromon/ferohormon pada insecta dan invertebrate muncul?
Feromon adalah sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat seks pada hewan jantan maupun betina. Zat ini berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies).
Feromon menjembatani komunikasi individu dalam satu spesies. Kegunaannya beragam mulai dari daya tarik antar kelamin, mencari pasangan, mengisyaratkan bahaya, menandai jejak dan wilayah, serta berbagai interaksi intraspesifik lainnya.
Wilson dan Bosert, peneliti dari Harvard, membagi feromon menjadi dua subklas:
1. releaser, yang beraksi cepat menimbulkan rangsang perilaku, dan
2. primer, yang bekerja mengubah kondisi fisiologis.

Isyarat feromon menempati ruang tertentu dan tinggal sampai beberapa saat lamanya. Apabila suatu feromon menguap keluar dari sumbernya, maka konsentrasinya akan semakin meningkat dengan semakin bertambahnya waktu. Seandainya tidak ada faktor lain seperti angin dan sebagainya, maka konsentrasi ini akan membentuk suatu ruang berisi konsentrasi feromon, dengan konsentrasi tertinggi pada sumber emisi dan makin menurun ke segala arah.
Agar dapat menimbulkan rangsang, haruslah ada serangga lain yang menangkap isyarat ini. Kebanyakan tanggapan atas rangsang ini seragam, yakni apabila konsentrasi feromon telah melebihi kadar konsentrasi tertentu. Semakin dekat konsentrasi semakin tinggi, demikian pula semakin menjauh dari sumber emisi konsentrasi semakin rendah dan tidak mampu menimbulkan rangsang. Dengan demikian terbentuk semacam ruang tempat serangga lain menangkap isyarat atau rangsang kimiawi untuk kemudian bereaksi menanggapi rangsang tersebut. Ruang semacam ini oleh Wilson dan Bossert disebut sebagai "ruang aktif" atau "active space".
Besar kecilnya ruang ini tergantung dari "kemauan" si pelepas feromon. Jika feromon dilepas dalam jangka waktu cukup lama, maka ruang aktif akan menjadi cukup besar. Ruang aktif yang lebih besar diperlukan bila penerima memiliki alat deteksi isyarat yang tak terlampau peka dibanding bila penerima memiliki alat yang peka. Dengan mengubah-ubah laju emisi, kepekaan penerima dan jenis isyarat yang dikeluarkan, maka serangga dapat mencapai tujuan komunikasi kimiawi berhubungan dengan perilaku tertentu.


Feromon Pada Kupu-kupu
Ketika kupu-kupu jantan atau betina mengepakkan sayapnya, saat itulah feromon tersebar diudara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat secara seksual. Feromon seks memiliki sifat yang spesifik untuk aktivitas biologis dimana jantan atau betina dari spesies yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau jantan dari spesies yang berbeda
Feromon Pada Rayap
Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap yang berada di depan mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari kelenjar sternum (sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makanannya sehingga rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.

Feromon Dasar Rayap: Pengatur Perkembangan
Di samping feromon penanda jejak, para pakar etologi (perilaku) rayap juga menganggap bahwa pengaturan koloni berada di bawah kendali feromon dasar (primer pheromones). Misalnya, terhambatnya pertumbuhan/ pembentukan neoten disebabkan oleh adanya semacam feromon dasar yang dikeluarkan oleh ratu, yang berfungsi menghambat diferensiasi kelamin.
Segera setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk neoten-neoten pengganti ratu. Tetapi kemudian neoten yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang sama sehingga pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat.
Feromon dasar juga berperan dalam diferensiasi pembentukan kasta pekerja dan kasta prajurit, yang dikeluarkan oleh kasta reproduktif.
Feromon Pada Ngengat
Komunikasi melalui feromon sangat meluas dalam keluarga serangga. Feromon bertindak sebagai alat pemikat seksual antara betina dan jantan. Jenis feromon yang sering dianalisis adalah yang digunakan ngengat sebagai zat untuk melakukan perkawinan. Ngengat gipsi betina dapat mempengaruhi ngengat jantan beberapa kilometer jauhnya dengan memproduksi feromon yang disebut "disparlur". Karena ngengat jantan mampu mengindra beberapa ratus molekul dari betina yang mengeluarkan isyarat dalam hanya satu mililiter udara, disparlur tersebut efektif saat disebarkan di wilayah yang sangat besar sekalipun.
 Feromon Pada Semut dan Lebah Madu
Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. Semut menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan.
Bila lebah madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi juga meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang.
Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh; feromon disebar di udara dan mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya.

6.       Mengapa kalau minum teh/kopi, urine yang keluar tidak hitam/ orange,meliankan jernih, dan mengapa jika kita melakukan aktivitas tinggi, urine kita berwarna kuning?
Karena didalam  tubuh, semuanya akan diproses kembali dalam pencernaan kita, urine yang jernih menandakan jumlah air yang kita minum sudah cukup, tetapi kalau warnanya kuning maka air yang kita konsumsi sangat sedikit..

           Pada waktu melakukan aktivitas tinggi, capek, atau sakit, biasanya terjadi metabolisme tubuh yg sangat aktif, sehingga ginjal secara lebih aktif membuang zat-zat yang tidak berguna dari kencing anda, termasuk residu obat-obat yang kemungkinan anda makan karena sakit itu. Hal itu menyebabkan urine berwarna kuning. Oleh karena itu, pada waktu anda menjumpai kencing warna kuning, sebaiknya anda lebih banyak minum air putih untuk membantu membersihkan tubuh anda. Air kencing berwarna kuning karena pengaruh dari zat bilirubin. itu hasil dari pemecahan darah di limpa. Pemecahan darahmenghasilkan zat bilirubin dan biliverdin..



  1. Apa yang dimaksud dengan AMP-siklik, 3’-5’-adenilik acyd?
  
Rumus kimia Nukleotida ARN

Rumus Bangun Basa Nitrogen
gambar:rumus basa.jpg
Gula (ribosa atau deoksiribosa) molekul dalam asam nukleat semua berorientasi ke arah yang sama. Atom karbon mereka diberi nomor: 5' karbon atom selalu pada sisi wajah molekul gula yang akhir terkemuka, sementara 3' selalu wajah atom karbon ujung ekor. Nukleotida adalah unit struktural asam nukleat. A nucleotide consists of either a nitrogenous heterocyclic base (purine or pyrimidine) , a pentose sugar (ribose or deoxyribose) and a phosphate group attached at the 5' position on the sugar. Satu nukleotida terdiri dari entah basa nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa (ribosa atau deoksiribosa) dan sebuah gugus fosfat terikat pada tingkat 5 posisi pada gula. A nucleoside consists of only a pentose sugar linked to a purine or pyrimidine base, without a phosphate group. Sebuah nukleosida hanya terdiri dari gula pentosa dihubungkan dengan purin atau base pirimidin, tanpa gugus fosfat. Purine bases are Adenine, Guanine and Hypoxanthine (examples of purine nucleosides are Adenosine, 2'-Deoxyadenosine, Guanosine, 2'-Deoxyguanosine, Inosine, 2'-Deoxyinosine). Pyrimidine bases are Cytosine, Thymine, and Uracil (examples of pyrimidine nucleosides are Cytidine, 2'-Deoxyguanosine, 5-Methyluridine, 2'-Deoxy-5-Methyluridine, Uridine, 2'-Deoxyuridine). Basa purin adalah Adenin, Guanin dan Hypoxanthine (contoh nukleosida purin adalah Adenosin, 2'-Deoxyadenosine, guanosin, 2'-Deoxyguanosine, Inosine, 2'-Deoxyinosine). Pyrimidine basa Sitosina, Timin, dan Urasil (contoh pirimidin nukleosida adalah Cytidine, 2'-Deoxyguanosine, 5-Methyluridine, 2'-Deoxy-5-Methyluridine, uridin, 2'-Deoxyuridine). The nucleoside derivatives are involved in important functions in cellular metabolism and are used to synthesize enzyme inhibitors, antiviral agents, and anticancer agents. Nukleosida derivatif yang terlibat dalam fungsi-fungsi penting dalam metabolisme sel dan digunakan untuk mensintesis enzim inhibitor, antivirus agen, dan agen antikanker.  

  1. Apa yang mempengaruhi kerja hormone?
a.       Adanya reseptor, karena hormon berinteraksi dengan reseptor pada permukaan sel, sitoplasma dan inti sel sasaran. Reseptor menurut Haznam (1991), berfungsi untuk mengenal hormon yang diperlukan oleh sel dan membentuk kompleks hormon reseptor yang mengaktifkan sel agar terjadi aksi biokemis dalam sel;
b.      Efektifitas kerja hormon dipengaruhi oleh jumlah anti  bodi & reseptor hormon dalam sel;
c.       Keberadaan cyclic-AMP (AMP-siklik, 3'-5'-adenilik acyd) yang merupakan nucleotida yang berasal dari ATP melalui kerja enzim adenilat siklase. AMP-siklik mempunyai peranan yang sangat penting terhadap aksi dari sejumlah hormon.
d.      Sel dapat mempengaruhi interaksi hormon dengan reseptor pada membran plasma dan mengaktifkan gen.
e.       Pengaruh dari enzim adenil siklase yang terdapat pada membran plasma, yang membuat adanya interaksi hormon dengan reseptor dapat mengubah ATP menjadi AMP-siklik.
f.       Aksi hormon tergantung pada kemampuan sel sasaran untuk menanggapi karena hormon hanya memacu mobilisasi metabolisme dari sel sasaran.







Sumber
http://robotopbalz.blogsome.com/2006/07/24/analisa-kentut/trackback/
agungy.blogspot.com
http://ms.wikipedia.org/wiki/DNA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar